Sabtu, 25 Februari 2012

Bacot : Ketuhanan

Dari kecil aku suka sekali nonton film dokumentasi ilmu pengetahuan, pertamanya ini adalah hobi ayahku. Hobi ayah semakin menjadi - jadi saat kami punya TV kabel. Dulu sewaktu aku masih sd, kami punya pemutar cd. Ayah suka menyewa cd - cd, dua genre film yang paling sering ayah pilih adalah horror dan dokumentasi ilmu pengetahuan. Ayah suka mengajakku nonton bareng, mungkin karena itu juga aku suka menonton dua genre tersebut. Setelah menonton, nanti ayah akan menceritakan kembali isi film dokumentasi ilmu pengetahuan itu kepada siapa saja, ke ibu, ke adikku, ke temannya, atau orang yang baru dikenal sekalipun, sampai sekarang kebiasaan ayah itu tidak hilang

Setiap aku menonton film - film dokumentasi tersebut, aku menyadari bahwa dunia ini sangat aneh.

Apa yang menginisiasi big bang sebenarnya?
Kenapa binatang - binatang yang memiliki keahlian predator hebat seperti belalang sembah ukurannya kecil? kenapa tidak seukuran manusia saja?
Kenapa binatang - binatang yang memiliki keahlian predator hebat  (yang agak besar ) sedikit sekali kalau menghasilkan keturunan?
Kenapa kalau manusia yang memiliki kekerabatan dekat menikah kemungkinan menghasilkan anak cacatnya tinggi kemungkinannya, sedangkan binatang lain tidak ?


Seiring aku menjadi dewasa, muncullah pertanyaan "kenapa orang yakin Tuhan itu ada?", "Apa benar itu Tuhan itu ada? Apa buktinya". Aku menanyakannya kepada beberapa orang, kepada teman, kepada guru, dan terakhir kepada guru ngaji, tapi hanya mendapatkan jawaban klise.
 Sewaktu sma, jaman -jamannya saya tertarik dengan psikiatri dikarenakan kebanyakkan nonton film horror dan detektif, saya membaca topik mekanisme pertahanan manusia dalam ilmu kejiwaan, ( suatu cara yang dilakukan otak manusia dibawah alam sadar untuk melindungi otak manusia dari kerusakkan akibat stress : terdiri dari repressi, regresi ,proyeksi dst) muncullah pemikiran yang saya takutkan. " Bagaimana jika semua  ke-Tuhannan itu adalah omong kosong, ke- Tuhanan adalah khayalan yang diciptakan oleh manusia untuk melindungi dirinya dari stressor. Suatu khayalan akan adanya pelindung dan penolong dalam dunia yang kejam ini. Tuhan khayalan manusia dengan fungsi membuat takut manusia untuk melakukan tindakkan amoral, Tuhan adalah ciptaan pemikiran manusia."

Hari itu juga saya berusaha melupakan pemikiran ini, merasa berdosa karena sudah suudzhan dengan Allah SWT. Entah sejak kapan saya mengikuti kesimpulan klise, bahwa pemikiran manusia itu terbatas, tidak perlu memikirkankan masalah bukti keberadaan Tuhan karena akal manusia tidak akan mencapainya

Suatu hari, seseorang teman saya, mengeluh kalau dia tidak percaya dengan keberadaan Tuhan, dengan melontarkan sejumlah argumen -argumen, saya tidak begitu ingat, tapi salah satunya adalah " Saya sudah melakukan semuanya, kebaikkan, tapi Dia tidak membuat semuanya lebih baik, semakin saya berbuat kebaikkan Dia malah memberikan keburukkan kepada saya."
Saya tidak dapat berkata banyak, saya yakin dia tidak butuh alasan klise yang saya punya dan mungkin dia sudah mendengar alasan - alasan itu  beribu- ribu kali. Yang saya katakan saat itu hanya sebuah kata - kata simpel "Mungkin kamu sedang di uji, keikhlasan kamu?",
Dia tidak terlalu mendengarkan perkataan saya, setelah terdiam sebentar  dia kembali berputar - putar pada argumen- argumen yang dia punya, saat itu saya hanya menjadi pendengar yang baik, saya belum bisa menemukan bukti yang bisa membuat dia skakmat.

Seiring waktu, saya menemukan bertambah banyak, orang - orang yang sejenis teman saya diatas, dan beberapa diantaranya ada yang sangat pintar. Saya pernah membaca suatu argumen orang pintar yang menyatakan bahwa " Tuhan adalah khayalan manusia akan nilai - nilai tertinggi", " Tuhan adalah kahyalan manusia untuk meindungi dirinya sendiri"  " Surga adalah ciptaan pemikiran manusia untuk melindungi  ketakuttannya pada kematian"... dan .masih banyak argumen - argumen lain yang senada.

 Hei, ternyata pemikiran kita tidak jauh berbeda ya? itu pemikiran aku  waktu masih SMA. Saat itu aku semakin bersemangat mencari bukti ke- Tuhanan, tapi tidak menemukan jawaban yang cukup simple, masuk akal dan tidak muluk - muluk.



Suatu hari, hari itu saya rasa saya akhirnya saya mendapatkan jawabannya

Saat aku sedang menonton film dokumentasi belalang bersama ayahku, aku bertanya dengan niat bercanda "Pa, kenapa binatang - binatang seperti ini tidak sebesar manusia saja yah, hahaha, atau lebih besar lagi?"

Ayah saya menjawab " Nanti manusia semuanya bakal mati kepalanya digorok belalang sembah, lagian mereka sekali beranak banyak banget kan, outnumbered deh manusia, Semuanya sudah di pertimbangkan oleh Allah SWT ya"

Tiba -tiba saya berpikir, Itu dia!, dari dulu saya merasa dunia ini begitu aneh, ternyata keanehan itu terletak pada kenyataan bahwa dunia ini, di desain sedemikian rupa untuk manusia, Semuanya terlalu too good for human. Saya selalu berpikir seperti ada sesuatu yang misterius yang mengatur segalanya, Ada sesuatu yang Maha yang membentuk dan merencanakan segala sesuatu sedemikian rupa. Tidak mungkin ini kebetulan, terlalu banyak kebetulan, coba kita berpikir lagi, lebih berpikir lagi, banyak sekali bukan?

Kenyataan ini mengingatkan saya pada ayat  Al- qur'an yang menyatakan bahwa manusia adalah khalifah di bumi ini.

Daripada menyebut kepercayaan manusia terhadap Tuhan sebagai khayalan atau  cara pembelaan diri, menurut saya lebih tepat lagi disebut sebagai insting. Manusia adalah mahluk dengan insting ber-tuhan, bayangkan, apa tidak aneh? manusia di segala penjuru dunia ini semuanya pernah berpikir tentang tuhan, memiliki Tuhan, bahkan dari jaman dulu sekali, saat manusia masih dipisahkan oleh lautan, dan medan daratan yang buruk, baik yang berbudaya tinggi maupun yang berbudaya rendah, baik yang mereka hidup makmur maupun yang merana, semuanya memiliki Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar