Skenario
¨ Mrs. Cek Molek, a 30- years old house wife, was admitted to the emergency room in Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang with the complaints: dyspnea, palpitation, and epigastric pain.She Thought that She got a heart Attack.She looked very anxious and sweating. These complaints recurrent 1-3 times monthly. She accompanied by her husband, Lanang Belagak, and he told that his wife has been suffered these complaints since 2 years ago. At the begining, her complaints rather infrequent and then increased from time to time. She had been consulted to many doctors, starting from general practitioners in Puskesmas to internist (specialist of internal medicine). Almost all of medical examination procedures had been performed to her, such as ECG, abdominal USG and stomach contrastX ray photos, thoracic X ray photos; complete blood, urine and feces laboratory examination with result in normal limit. Although no pathological finding of all those examinations, she still repeat presented her physical symptoms, and request for more sophisticated examination. Mrs. Cek Molek has been maried since four years. They love each other and already have a three – years old son.
The result from psychiatric interview is as folllow:
¨ Mrs. Cek Molek, about 2 years ago, visited her neighbour who died because of acute cardiac attack. She got information about the symptoms of cardiac disease, i.e: frequent palpitations, chest or epigastic pain and discomfort feeling.
¨ Several days leter, she thought that if she died she would leave her little son alone and woried that none wuold take care of him. The bad thoughts continued, that if she died her little son would get step mothrt. Sometimes, she aware that the bad thoughts that the bad thoughts were useless. But she could’t stop it. Those bad thoughts made her depressed and very anxious and cause palpitation. When she aware that her heart beat was increasing, she felt epigastric pain.
¨ Her premorbid personality characteristic by: over-concern with physical attractiveness so her appearance and behavoiur make her easily to get attention, continuing seeking for appreciation by others, and emotional labile (Histrionic personality).
I. Klarifikasi Istilah
a. dyspnea : sesak napas
b. palpitasi : jantung berdebar
c. epigastric pain : nyeri pada ulu hati
d. heart attack : serangan jantung
e. anxious : suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan san tidak dapat dibernarkan disertai gejala fisiologis
f. sweating : berkeringat
g. depressed : perasaan tertekan
h. over concern : perhatian yang berlebihan
i. physical attractiveness: daya tarik fisik
j. histrionic personality : kepribadian yang terlalu peduli dengan daya tarik fisik, ekspresi emosi yang dibuat-buat, dan keadaan sensitive yang dangkal serta labil
k. ECG : alat untuk memeriksa jantung dengan gelombang listrik
l. USG : alat pencitraan 2 dimensi yang menggunakan gelombang suara
m. X-ray : pemeriksaan dengan sinar X
n. Frequent palpitation : perasaan berdebar-debar yang sering
o. premorbid personality : kepribadian sebelum masyk rumah sakit
p. discomfort feeling : perasaan tidak nyaman
II. Indetifikasi Masalah
a. Ny. Cek Molek (30 th) masuk RSMH dengan keluhan sesak napas, berdebar-debar, dan nyeri epigastrik yang ia kira penyakit jantung.
b. Dia juga terlihat cemas dan berkeringat dimana gejala berlangsung 1-3 kali dalam sebulan.
c. Keluhannya sudah berlangsung sejak 2 tahun yang lalu, yang pada awalnya jarang namun semakin meningkat
d. Hampir semua pemeriksaan menunjukkan hasil normal dan ia menginginkan pemeriksaan lebih lanjut dan ia masih menunjukkan gejala fisiknya.
e. Dua tahun yang lalu, dia mengunjungi tetangganya yang meninggal karena serangan jantung akut dimana dari sanalah ia mengetahui gejalanya berupa palpitasi yang sering, nyeri dada dan ulu hati, dan perasaan tak nyaman.
f. Beberapa hari kemudian dia berfikir jika dia meninggal, dia akan meninggalkan anak laki-lakinya yang akan memiliki ibu tiri. pikiran itu membuatnya depresi, cemas, dan berdebar.
g. Kepribadian premorbidnya histrionic personality
III. Analisis Masalah
a. Apa penyebab dan bagaimana terjadinya keluhan-keluhan berupa sesak napas, palpitasi, dan nyeri epigastrik?
b. Mengapa ia terlihat cemas dan berkeringat hubunganya dng keluhan?
c. Mengapa hasil pemeriksaan yang normal namun Keluhan ada?
d. Apa pengaruh kunjungannya ke tetangga yang meninggal dengan keluhan-keluhannya ?
e. Bagaimana terjadinya depresi, cemaas, dan berdebar-debar beberapa hari setelah kunjungan ke tetangga ?
f. Mengapa keluhan semakin parah
g. Bagaimana hubungan kepribadian histrionic dengan keluhan-keluhannya?
h. Bagaimana penegakan diagnosisnya?
i. Apa diagnosis kerjanya berdarkan diagnosis multiaksial?
j. Apa saja diagnosis bandingnya?
k. Bagaimana penatalaksanaannya?
l. Bagaimana prognosisnya?
m. Apa saja komplikasinya?
IV. Hipotesis
Ny. Cek Molek (30 th) mengalami disfungsi otonomik somatoform disorder.
V. Psikopatologis
Stomatoform disorder
1. Pasien memiliki keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang(sesak napas,epigastric pain,palpitasi)
2. Pasien selalu meminta pemeriksaan medik lebih lanjut walaupun terbukti selalu negatif
3. Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan antara keluhan fisiknya dengan konflik dalam kehidupan yang di alaminya, bahkan meskipun di dapatkan gejala-gejala anxietas dan depresi
VI. Pembahasan
1. Hub gejala
Cemas Mrs cek molek disebabkan oleh karena memikirkan pikiran-pikiran negatif yaitu takut meninggal karena penyakit jantung seperti tetangganya .cemas adalah reaksi normal manusia terhadap stressor yang akan menghilang ketika manusia menjadi adaptif dengan keadaan itu. kecemasan disintegrasikan di sistem limbic dan selanjutnya meransang hipotalamus dan menyebabkan pelepasan hormon adrenalin dan hormon kortisol yang menimbulkan keluhan2(bedebar2 karena peningkatan denyut jantung,sesak napas karena kontriksi saluran pernapasan,berkeringat karena peningkatan kontraksi dinding tubulus,nyeri epigastrik karena peningkatan asam lambung)
a. Mengapa hasil pemeriksaan yang normal namun Keluhan ada?
Karena keluhan tidak disebabkan oleh gangguan pada organ melainkan disebabkan oleh kecemasan dan keyakinan mengidap penyakit
b. Hubungan kunjungannya ke tetangga 2 tahun lalu yang meninggal dengan keluhan-keluhannya ?
Kunjungan tetangga meninggal adalah stressor pemicu cemas pada diri Mrs cek molek. dia takut meninggal karena penyakit yg sama ,meninggalkan anaknya dan suaminya kwin lagi.cemas akan menimbulkan respon fisiologis pada tubuh berupa keluhan yg dialami Mrs cek molek.
· Skema ringkasnya:
· Melihat tetangga meninggal sakit jantung->Cemas takut meninggal sperti tetangga->proses emosi disalurkan via saraf otonom vegetatif ke alat viseral->keluhan fisik
c. Bagaimana hubungan kepribadian histrionic dengan keluhan-keluhannya?
· .pribadi mudah tepengaruh peristiwa atau keadaan->cemas takut meninggal stelah melihat tetangganya
· Pribadi melebih2kan masalah->muncul ide2 masalah/pikiran negatif terus menerus->gejala tambah parah akhir2 ini
· Orang histrionik memilik kepribadian ingin diperhatikan,mungkin juga ia melebih2kan atau mendramatisasi sakit untuk mendapatkan perhatian
1. Howtodiagnose
Diagnosis Multiaxial
¡ Aksis I
à F 40-48 Gangguan neurotic, gangguan somatoform, dan
gangguan terkait stress.
àF 45.3Disfungsi otonomik somatoform
a) Adanya gejala bangkitan otonomik(palpitasi,berkeringat,tremor,muka panas.menetap dan menggangu
b) Gejala subjektf tambahan mengacu pada sistim atau organ tertentu
c) Preokupasi dng dan penderitaan mengenai kemungkinan adanya gangguan serius dari sistim organ terttentu
d) Tidak terbukti adanya gangguan yg cukup berarti pada organ yg dimaksud
§ F 45.30 jantung dan sistim kardiovaskuler
§ f.45.31.saluran pencernaan bagian atas
¡ Aksis II à F60.4 Gangguan Kepribadian Histrionik
§ Ekspresi emosi dibuat2(self daramatization),seperti bersandiwara(theatrically),dibesar-besarkan(extrageratelly)
§ Bersifat sugestif,Mudah dipengaruhi:oleh orang,keadaan
§ Afektif dangkal atau labil
§ Terus menerus mencari pengghargaan(appreciation),kegairahan(exictement) dan aktivitas diamana pasien menjadi pusat perhartian
§ Penampilan atau perilaku “meransang”(seductive) yg tidak memadai
§ Terlalu mementingkan penampilan fisik
¡ Aksis III à Tidak ada
¡ Aksis IV à Masalah Psikososial dan lingkungan lain (mengunjungi
orang yang meninggal akibat serangan jantung dan ia mendapat informasi mengenai gejala penyakit serangan jantung).
¡ Aksis V à GAF scale 80-71, gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social, pekerjaan, sekolah, dll.
Anamnesis
§ Ada gangguan Otonom (nyeri epigastrik,palpitasi,sesak napas)
§ Komplain sejak 2 tahun lalu
§ Walaupun telah dilakukan pemeriksaan medik dan tidak terbukti. Masih ingin mendapatkan pemeriksaan yang lebih lanjut atau rumit
Pemeriksaan fisik,pemeriksaan penunjang
§ Melakukan pemeriksaan medik dan terbukti tidak ad gangguan pada organ yg dimaksud
Interpretasi Interview
§ Tampak pemicu kecemasan adalah akibat dari melayat tetangga yg meninggal.Cemas bersifat patologis(berlebihan-tidak sesuai pada tempatnya) disebabkan oleh pribadi Histrionik yang suka melebih-lebihkan masalah.Dia takut akan meninggal dan tidak ada yang menurus anaknya, cemas akan menimbulkan respon fisiologi tubuh berupa palpitasi,dia ingat bahwa palpitasi adalah gejala penyakit tetangga nya yg meninggal tsb,meperkuat keyakinan dia akan meninggal sehingga muncul respon fisiologis yg lain berupa epigastric pain
2. Differential Diagnose
Gangguan hipokondrik f.45.2
a) keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu penyakit fisik yang serius yang melandasi keluhan-keluhannnya,meskipun pemeriksaan yang berulang ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai atau adanya preokupasi yg menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakkan fisiknya(tidak sampai waham)
b) tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhan keluhannya
3. Working diagnosis
a) Definisi
Gangguan pikiran yang sering dihubungkan dengan gejala fisik dan tanda gangguan psikiatrik
b) Etiologi
c) Penyebab genetik dan lingkungan yang menekan
d) Memiliki orang tua yang somatisasi
e) Rendahnya kemampuan untuk mengekspresikan emosi (alexithymia) mungkin menghasilkan somatisasi
f) Alkoholik atau penyalahgunaan obat
g) Histrionik
h) Epidemiologi
a. Prevalensinya lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki , wanita : laki:laki = 10 : 1
b. Biasanya dimulai saat masih anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Tapi paling banyak terjadi pada orang dewasa sebelum usia 30 tahun.
c. Prevalensinya 5 – 11% populasi.
d. Pasien dengan riwayat keluarga pernah menderita gangguan somatoform (berisiko 10-20X)
i) Faktor resiko
a) Riwayat orang tua
b) Pola asuh dalam keluarga yang salah
c) Wanita
d) Memiliki kepribadian yang mudah cemas
e) Orang yang tertutup
f) Alkoholism
g) Penyalahgunaan obat
j) Manisfestasi klinis
¡ Pasien memiliki keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang(sesak napas,epigastric pain,palpitasi)
¡ Pasien selalu meminta pemeriksaan medik walaupun terbukti selalu negatif
¡ Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan antara keluhan fisiknya dengan konflik dalam kehidupan yang di alaminya, bahkan meskipun di dapatkan gejala-gejala anxietas dan depresi
k) Patofisiologi
Sudah diterangkan dibagian hubungan gejala dengan cemas
l) Manajemen
§ Rujuk kepada psikiari untuk mendapatkan psikoterapi berupa:
· Re-edukasi
· Sugestive
· Suportive
§ Psikoterpai ditujukan kepada pasien,suami dan keluarga
§ Madikamentosa:
anti depresan,Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRi)
a) Imipramine (Tofranil)
menghambat reuptake norepinefrin atau serotonin (5-hydroxytryptamine, 5-HT)
Dosis: 50-75 mg PO qd initial; titrate gradually to 150 mg qd according to tolerance; range, 75-300 mg/d hs or in divided doses
b) Fluoxetane (Prozae)
menghambat reuptake sertonin presinapsis dengan efek minimal atau tidak ada efek pada reuptake norepinefrin atau sertonin.
c) Maprotilin HCl
1) Depresi ringan sampai dengan sedang 25 mg 1-3 x sehari atau 25-75 mg 1 x sehari tergantung dari beratnya gejala.
2) Depresi berat 25 mg 3 x sehari atau 75 mg 1 x sehari. Maksimal: 150 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi.
Lansia Awal 10 mg 3 x sehari atau 25 mg 1 x sehari. Bila perlu tingkatkan bertahap sampai 25 mg 3 x sehari atau 75 mg 1 x sehari
Antiaxietas:
Diazepam
· Lovium,10-30mg/hari
Chlordiazepoxide
· Cetrabium 15/30 mg/hari
Lorazopam
· ativan 2-3x 10 mg/hari
m) Prognosis
Dubia at Bonam
n) Komplikasi
· Depresi yang terus-menerus berakibat pada disability hingga keinginan untuk bunuh diri.
· Iatrogenic complication, akibat tindakan intervensi medis.
· Ketergantungan terhadap obat-obatan yang diberikan.
o) KDU
3 A : Mampu mendiagnosis, melakukan terapi klinis, memberika terapi awal, dan merujuk ke spesialis untuk kasus gawat darurat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar